LAPORAN
PENDAHULUAN
HIPERTENSI
ESENSIAL
DISUSUN
OLEH :
Hadirothul tarfiyana
Luluk
atin mustinfada
AKADEMI
KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO
2013-2014
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
Tekanan
darah adalah kekuatan yang dikeluarkan oleh darah pada dinding pembuluh darah
(ruth
jhonson dan wendy taylor,2005:53)
Hipertensi
Esensial adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah dimana biasanya
tidak ada penyebab yang nyata.Kadang-kadang keadaan ini dihubungkan dengan
penyakit ginjal,phaeochromocytoma atau penyempitan aorta,dan keadaan ini lebih
sering muncul pada saat kehamilan.
(A.Retno Murti Suryaningsih dan ery fatwamati,2011:64)
Hipertensi
yang banyak dijumpai adalah hipertensi essensial jinak dengan tekanan darah
antara 140/90mmHg dan 160/100 mmHg
(dr.ida
ayu C. Manuaba,dkk.2010:335)
Hipertensi
merupakan kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehmilan atau timbul dalam
kehamilan atau permulaan nifas.Golongan penyakit ini ditandai dengan hipertensi
dan kadang disertai proteinuria,oedema,konfulsi,coma atau kejala lain.
(Fakultas kedokteran
Universitas Padjajaran,1984:89)
Hipertensi merupakan salah satu masalah medis
yang sering kali muncul selama kehamilan dan dapat menimbulkan komplikasi pada
2-3% kehamilan .
(Fadlun,SST dan
dr.Achmad Ferianto.SpOG,2011:49)
Hipertensi yang menyertai kehamilan
adalah hipertensi yang telah ada sebelum kehamilan.apabila dalam kehamilan
disertai dengan proteinuria dan edema maka di sebut pre eklamsia yang tidak
murni,penyebab utama hipertensi pada kehamilan adalah hipertensi essensial dan
penyakit ginjal
(dr.ida ayu C. Manuaba,dkk.2010:335)
2.2 ETIOLOGI
Tekanan darah semakin meningkat seiring
penuaan dan resiko untuk menjadi hipertensi di kemudian hari cukup tinggi.
Hipertensi diakibatkan oleh interaksi gen yang kompleks dan faktor lingkungan .
Berbagai gen yang sering ditemukan
sedikit berpengaruh pada tekanan darah sudah di identifikasi,demikian juga
beberapa gen yang jarang berpengaruh besar pada TD tetapi dasar genetik dari
hipertensi masih belum sepenuhnya di
mengerti. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi TD yaitu :
o
Faktor lingkungan
o
Faktor gaya hidup
(zerlina
lalage.2013:44)
o
Stres atau perasaan tertekan.
o
Kegemukan (Obesitas).
o
Kebiasaan merokok.
o
Kurang berolahraga.
o
Kelainan kadar lemak dalam darah (Dislipidemia).
o
Konsumsi yang berlebihan atas garam, alkohol, dan
makanan yang berlemak ` tinggi.
o
Kurang mengonsumsi makanan yang berserat dan diet yang
tidak seimbang.
(http://www.deherba.com/tekanan-darah-tinggi-pencegahan-dan
pngndalian.html)
2.3 TANDA DAN GEJALA
Hipertensi essensial ditandai dengan adanya riwayat
tekanan darah tinggi/ pernah menderita tekanan darah tinggi saat sebelum
hamil,dan tekanan darah saat hamil antara 140/90 mmHg sampai 160/100mmHg
. hipertensi essensial dapat berlangsung hingga aterm tanpa gejala menjadi pre
eklamsia tidak murni yang di sertai gejala proteinuria,edema dan terdapat
keluhan nyeri epigastrium,sakit kepala, penglihatan kabur dan mual serta
muntah.
2.4 PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang
mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor pada
medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis
ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan
dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi
sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat
bersamaan dimana system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan
retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua factor ini cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi
pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang
pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya
dalam mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume sekuncup ),
mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan tahanan perifer (
Brunner & Suddarth, 2002 ).
2.5 PENCEGAHAN
Untuk
pencegahan utama bagi hipertansi dapat dilakukan sebagai berikut :
o
Menjaga BB normal ( misalnya IMT 20-25
kg/m2)
o
Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium
sampai < 100 mmol/hari ( < 6 gram natrium klorida atau < 2,4 gram
natrium /hari)
o
Melakukan aktifitas aerobik secara
teratur misalnya jalan cepat ( ≥ 30 menit /hari,pada hampir setiap hari dalam
seminggu)
o
Batasi konsumsi alkohol tidak > 3
unit/hari pada laki laki dan tidak > 2 unit /hari bagi perempuan
o
Mengonsumsi
makanan yang kaya akan serat (Sayur dan buah).
( zerlina
lalage.2013:47)
2.6 PENGOBATAN
Pengobatan untuk hipertensi mudah saja yaitu hanya
dengan melaksanakan pola hidup sehat dan pola makan yang sehat, program hamil
vegetarian mungkin lebih cocok bagi ibu hamil yang memiliki kehamilan pertama
di atas usia 30 tahun, mengurangi rasa cemas berlebihan, serta sering melakukan
yoga atau pilates, dipercayai dapat menurunkan resiko pre eklamsia dan eklamsia.
Selain
itu ibu bisa mengkonsumsi beberapa makanan yang dapat membantu menurunkan TD
seperti coklat, buah jeruk, buah pisang
dan ikan.
Dan rutin
melakukan pemeriksaan selama kehamilan
untuk memantau kenaikan TD dan kesehatan ibu dan janin.
2.7 DIAGNOSA
BANDING
o
Hipertensi sekunder
o
Pre eklamsia ringan
2.8 PENANGANAN
1.
Pantau
tekanan darah,proteinuria, dan kondisi janin setiap minggu.
2.
Jika
tekanan
darah menigkat, tangani sebagai pre eklamsia.
3.
Jika
kondisi jani memburuk, atau terjadi pertumbuhan janin terhambat , rawat dan
pertimbangkan terminasi kehamilan.
(Sarwono
Prawirohardjo, 2011:211
)
Penanganan
hipertensi dalam kehamilan dapat dibagi menjadi dua yaitu penanganan terhadap
tekanan darah tinggi ibu itu sendiri dan penanganan terhadap janin yang akan
dilahirkan. Penanganan tekanan darah tinggi ibu dapat dengan obat obatan
ataupun hanya dengan perubahan posisi waktu istirahat disertai diet
vitamin,antioksidan bila Tekanan darahnya belum terlalu tinggi.
Untuk
janin perlu dipantau pertumbuhan janin misal dengan alat USG,dan dilakukan
penilaian ancaman kegawatan janin misal dengan melihat gerakan janin, denyut
jantung,volume air ketuban,gerakan pernafasan janin. Apabila dinilai janin
sudah cukup kuat untuk dapat hidup di luar maka dilakukan terminasi
kehamilan.cara pengakhiran kehamilan dapat dengan obat obatan maupun operasi
caesar.
Yang
terpenting lakukanlah pemeriksaan selama kehamilan secara teratur dan
konsultasikan apabila ada suatu masalah yang terjadi dalam kehamilan.
( zerlina Lalage.2013:46-47)
2.9 KLASIFIKASI
HIPERTENSI
Diagnosis
|
Tekanan Darah
|
Tanda lain
|
Hipertensi karena kehamilan
·
Hipertensi
·
Pre-eklamsia ringan
·
Pre-eklamsia berat
·
Eklamsia
|
·
Kenaikan
tekana diastolik 15 mmHg atau >90 mmHg dalam 2 pengukuran berjarak 1 jam
atu tekanan diastolik sampai 110 mmHg.
·
Odema
·
Tekanan
diastolic >110mmHg
·
Hipertensi
|
·
Proteinuria –
·
Kehamilan
>20 mggu
·
proteinuria +1
·
proteinuria +2
·
Oliguria
·
Hiperefleksia
·
Gangguan
penglihatan
·
Nyeri
Epigastrium
·
Kejang
|
Hipertensi Kronik
·
Hipertensi Kronik
|
·
Hipertensi
|
Kehamilan <
20 mggu
|
(Sarwono
Prawirohardjo, 2011:208
)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar